KENANGAN DI SEBERANG JALAN
Pagi
itu, sepulang sekolah aku dan teman-teman pergi bermain layangan di lapangan
pacuan kuda. Tetes demi tetes keringat
kami berjatuhan, aku kemudian bergegas membeli minuman di seberang jalan sana.
Tak kusangka aku bertemu dengan dia sang pujaan hati. Aku melihat dia sedang
berlari mengoper bola. Dia tampak begitu menawan dengan postur tubuhnya yang gentle man dan kulit nya yang berwarna putih dengan kaos berwarna ungu yang ia
kenakan. Aku mencoba menghampirinya namun aku merasa malu, karena mungkin ia telah
melupakanku. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang ketika ia yang disana mulai
menghampiriku.
“hei lempar bola nya” katanya dengan keras. Aku tetap berdiri
ditempatku dengan botol minuman di genggamanku. Aku seperti mimpi bisa bertemu
dengannya di tempat ini. Perlahan-lahan ia mulai mendekat dan seperti berbisik
di telingaku “Dara bangunnnn!!” teriak
mama. Aku lalu bergegas bangkit dari tempat tidurku, dan melihat kesekelilingku
sambil bergumam “Apa tadi aku mimpi?”.
Seperti biasanya aku lagi-lagi mimpi bertemu dengan dia diseberang jalan sana.
Mama yang tampaknya keheranan melihat wajahku seperti orang linglung segera
memberitahuku agar cepat bergegas kesekolah.
Di perjalanan kesekolah
aku melewati jalan itu lagi, jalan dimana saat dia menyatakan cinta nya yang
pertama kali untuk ku. Kenangan itu begitu jelas di ingatanku. Tapi ketika
mengingat kenangan itu hanya membuat ku menangis. Ia datang, lalu pergi.
Mengisi hari-hari ku lalu meninggalkannya begitu saja. Bagaikan tisu yang di
hemparkan begitu saja. Dan detik ini aku berusaha melupakan kenangan pahit 3
tahun yang lalu bersamanya dengan memulai hari ku yang baru meski itu sulit.
Sesampai di sekolah semua temanku tampak bergembira kecuali aku. “Dara, bentar kita latihannya dirumah ku saja
yah?” ucap nisa sambil memukul pundakku dari arah berlawanan. Aku hanya
mengagguk lalu melanjutkan langkahku. "Dara..
Daraa tunggu… hei ingat gak hari ini hari apa?”Tanya Caca teman sebangku
ku. “Hari selasa, memangnya kenapa Ca?”jawabku
dengan ketus. “Salah! Masa kamu lupa? Ayo
ingat lagi ini hari apa?”Tanya nya sekali lagi. Aku hanya menggelengkan
kepala lalu pergi meninggalkannya Caca.
Sepulang sekolah aku
pergi kerumah Nisa latihan teater, rumahnya tak cukup jauh dari rumahku. Untuk
lebih jelasnya rumahnya berada tepat di depan jalan yang sering ku kunjungi 3
tahun lalu. Nafasku tiba-tiba tak karuan, kepala ku mendadak pusing. Aku mulai
merasa ada yang aneh. Mendadak mataku berkedip beberapa kali kemudian air mata
menetes di pipiku. Sekarang aku ingat kenapa hari ini aku selalu terfikirkan
olehnya itu karena dia. Tiba-tiba aku menangis begitu keras sambil memandangi
jalan diseberang sana, aku ingat kejadian itu, kejadian dimana terakhir kali
aku melihat dia bernafas.


0 komentar:
Posting Komentar