Awal dari Akhir Cerita
Siapa peduli?tidak akan ada. Mereka yang menonton skenario belum tentu mengerti, apalagi hanya dengan membaca sebuah tulisan, rasa sakit ini takkan mampu melukisnya.
Siapa peduli?tidak akan ada. Mereka yang menonton skenario belum tentu mengerti, apalagi hanya dengan membaca sebuah tulisan, rasa sakit ini takkan mampu melukisnya.
Pagi yang cerah dengan mata
bengkak, yang semalaman aku habiskan dengan tangisan setelah membaca pesan
darinya. Kesalahan dan kebodohanku membawaku menjadi seorang yang terkucilkan.
Aku hanya bisa diam, ketika saat aku berada disekeliling orang banyak, dan
dihina, di bentak, dipermalukan dan diusir secara tidak hormat. Teman-teman,
sahabat semuanya tidak Nampak. Mereka
hanya bisa diam dan seperti orang asing ketika aku dikucilkan. Teriakan itu
masih sangat jelas di memoriku. Permaluan itu tidak akan pernah kulupakan. Dan
lebih menyakitkan lagi ketika seseorang yang tak pernah ada dan tiba-tiba
datang membentak, menghina bagaikan orang yang paling benar. Hal itu membuatku
tak kuasa meneteskan air mata. Sorot wajah kemarahannya masih teringat jelas, suaranya
pun masih selalu terngiang-ngiang di gendang telingaku. Sakit dan sakit sekali.
Tidak pernah terbayang olehku.. Organisasi yang kusebut keluarga malaikat,
penyemangat, pelindung, dan sahabat kini menjadi tempat asing bagiku. Aku
berusaha lupa sama semuanya, aku berusaha menjadi orang sabar tapi belum bisa
sesabar itu, aku ingin jadi orang yang tegar tapi aku belum mampu. Berbagai
cara aku lakukan agar aku mampu melewati hari-hari yang memalukan, melupakan
kenangan buruk dan mencoba hidup lebih baik. Disaat aku telah mampu
melewatinya, kenangan itu kembali muncul. Seseorang yang tak bersalah dengan
perintahnya menyuruhku datang kembali ketempat dimana aku anggap itu sebagai
neraka. Jelas saja aku menolak. Tak peduli berapa kali kalian memaksa, semua
itu tidak akan merubah pendirianku. Aku memang pernah bodoh, jatuh ke lubang
yang salah dan aku pernah mengulangi kebodohan itu. Tapi aku berusaha melewati
ini, aku tidak akan jatuh ketiga kalinya, meski mereka beranggapan itu baik
untukku, tapi bagi ku itu percuma. Sakit ini tidak akan pernah terobati hanya
dengan kata maaf. Meskipun dulu itu organisasi tercinta tidak ada hal yang
mustahil jika roda kehidupan berputar. Bisa jadi itu organisasi terkutuk. Mungkin
saja ini memang pantas aku dapatkan.


0 komentar:
Posting Komentar