Kamis, 27 Februari 2014 0 komentar

Kenangan diseberang Jalan



KENANGAN DI SEBERANG JALAN
Karya : Winda Sari Puspita Dewi
Pagi itu, sepulang sekolah aku dan teman-teman pergi bermain layangan di lapangan pacuan  kuda. Tetes demi tetes keringat kami berjatuhan, aku kemudian bergegas membeli minuman di seberang jalan sana. Tak kusangka aku bertemu dengan dia sang pujaan hati. Aku melihat dia sedang berlari mengoper bola. Dia tampak begitu menawan dengan postur tubuhnya yang gentle man dan kulit nya yang berwarna putih dengan kaos berwarna ungu yang ia kenakan. Aku mencoba menghampirinya namun aku merasa malu, karena mungkin ia telah melupakanku. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang ketika ia yang disana mulai menghampiriku.
hei lempar bola nya” katanya dengan keras. Aku tetap berdiri ditempatku dengan botol minuman di genggamanku. Aku seperti mimpi bisa bertemu dengannya di tempat ini. Perlahan-lahan ia mulai mendekat dan seperti berbisik di telingaku “Dara bangunnnn!!” teriak mama. Aku lalu bergegas bangkit dari tempat tidurku, dan melihat kesekelilingku sambil bergumam “Apa tadi aku mimpi?”. Seperti biasanya aku lagi-lagi mimpi bertemu dengan dia diseberang jalan sana. Mama yang tampaknya keheranan melihat wajahku seperti orang linglung segera memberitahuku agar cepat bergegas kesekolah.
Di perjalanan kesekolah aku melewati jalan itu lagi, jalan dimana saat dia menyatakan cinta nya yang pertama kali untuk ku. Kenangan itu begitu jelas di ingatanku. Tapi ketika mengingat kenangan itu hanya membuat ku menangis. Ia datang, lalu pergi. Mengisi hari-hari ku lalu meninggalkannya begitu saja. Bagaikan tisu yang di hemparkan begitu saja. Dan detik ini aku berusaha melupakan kenangan pahit 3 tahun yang lalu bersamanya dengan memulai hari ku yang baru meski itu sulit. Sesampai di sekolah semua temanku tampak bergembira kecuali aku. “Dara, bentar kita latihannya dirumah ku saja yah?” ucap nisa sambil memukul pundakku dari arah berlawanan. Aku hanya mengagguk lalu melanjutkan langkahku. "Dara.. Daraa tunggu… hei ingat gak hari ini hari apa?”Tanya Caca teman sebangku ku. “Hari selasa, memangnya kenapa Ca?”jawabku dengan ketus. “Salah! Masa kamu lupa? Ayo ingat lagi ini hari apa?”Tanya nya sekali lagi. Aku hanya menggelengkan kepala lalu pergi meninggalkannya Caca.
Sepulang sekolah aku pergi kerumah Nisa latihan teater, rumahnya tak cukup jauh dari rumahku. Untuk lebih jelasnya rumahnya berada tepat di depan jalan yang sering ku kunjungi 3 tahun lalu. Nafasku tiba-tiba tak karuan, kepala ku mendadak pusing. Aku mulai merasa ada yang aneh. Mendadak mataku berkedip beberapa kali kemudian air mata menetes di pipiku. Sekarang aku ingat kenapa hari ini aku selalu terfikirkan olehnya itu karena dia. Tiba-tiba aku menangis begitu keras sambil memandangi jalan diseberang sana, aku ingat kejadian itu, kejadian dimana terakhir kali aku melihat dia bernafas.
Rabu, 26 Februari 2014 0 komentar

Cinta yang Salah



CINTA YANG SALAH
Karya : Winda Sari Puspita Dewi
Aku duduk terdiam dikoridor sekolah tanpa seorangpun yang menemaniku. Teman-teman ku sedang asik dengan kesibukan mereka masing masing. Dalam kesendirianku, aku terlamun cukup lama, hingga Resky tiba-tiba datang menghampiriku dan memukul pundakku. “Duarrr… Ayo lagi ngelamunin siapa?” pukulannya yang cukup keras membuatku bangkit dari lamunanku. Belum sempat menjawab pertanyaan Resky, seketika pandanganku beralih kepada sosok pria yang tengah bermain basket dilapangan, Pria itu membuat ku jatuh cinta sebut saja dia Fatur, wajahnya yang rupawan mampu membuatku mengabaikan Resky sahabatku. Dengan mata melongo aku hanya tersenyum kecil memandangi Fatur dari kejauhan. Resky yang melihatku tak seperti biasanya menoleh kesekeliling kami mencari sumber yang membuatku tersenyum. Wajahnya tampak kebingungan dirimbun penuh dengan tanda tanya. Tiba-tiba senyum kecil itu berubah menjadi cemberut saat kulihat Rara menghampiri Fatur dengan tingkah centilnya. Hatiku perih, Aku kemudian bergegas masuk kedalam kelas meninggalkan Resky yang berada disampingku. Secepat kilat aku masuk ke kelas kemudian disusul oleh Resky. “Din lo kenapa sih? aneh banget, tadi ngelamun trus senyum sendiri, dan sekarang marah marah gak jelas. Lo jatuh cinta yah? ciyee” Ucap Resky sambil tertawa geli melihat kelakuanku yang aneh. “Ah tidak!! siapa bilang? sok tau kamu! jawabku singkat kemudian cepat-cepat kumasukan kertas yang sedari tadi ku coret-coret itu dalam laci. Mendengar jawabanku Resky tertawa mengejek saat melihat pipiku mulai memerah. Sebenarnya wajar saja Resky menertawaiku, dia sahabatku sejak duduk dibangku SMP. Semenjak kami mulai kenal, kami berdua sangat setia dengan status kami yang jomblo. Bukannya tidak laku tapi hal ini dikarenakan kami lebih menfokuskan pada pelajaran kami dan salah satu alasannya juga kami berdua, dilarang tegas berpacaran oleh kedua orang tua kami. Aku dan Resky bisa di bilang bukan lagi sahabat melainkan saudara karena kami begitu dekat.
Sepulang sekolah aku kembali bertemu dengan Fatur di parkiran, kali ini aku melihatnya sendirian. Aku yang menyukainya, diam diam memandangi nya dari kejauhan. Seketika Pandanganku melesat dan dalam sekejap Fatur menghilang dalam pandanganku. Akhirnya aku pulang kerumah dengan memasang wajah cemberut. Di perjalanan tiba-tiba suara gas motor berhenti tepat dibelakangku. Aku mencoba menoleh kebelakang, saat itu aku benar-benar terkejut, hatiku berdegup kencang saat melihat yang dibelakangku adalah Fatur sosok seseorang yang selalu hadir dalam lamunanku. “Hai, kamu Dinda kan? Kamu tinggal dimana?” Tanya Fatur. Dalam hati aku bergumam “Apa aku mimpi?” kucubit pipiku untuk meyakinkan ini bukan mimpi. Fatur yang memperhatikan tingkah ku hanya menahan tawa melihat kelakuan konyolku. “hmmm. iya aku Dinda, rumah ku diujung sana” Jawabku dengan tangan gemetaran dan salah tingkah.                                                             
Aku antarin pulang yah?”
Hah, nggak usah rumahku udah dekat kok
 Gak apa-apa aku juga mau lewat sana kok
Hari itu benar-benar keberuntunganku, aku pulang kerumah diantar pangeran yang selama ini kunantikan, bahagianya lagi saat di perjalanan tiba-tiba Fatur menyatakan perasaan suka ke aku, dan setelah itu aku tak mungkin menolaknya inilah yang kuharapkan selama ini. semua seperti mimpi. Hari ini aku telah resmi berpacaran dengan Fatur.
Keesokan harinya aku bangun lebih awal,  pagi ini aku dan Fatur akan berangkat kesekolah bareng-bareng. Sesampai disekolah Fatur mengantarku masuk kekelas, teman-temanku yang melihatnya terkejut dan tak percaya termaksud dengan Resky. Aku duduk dibangku ku dengan wajah yang berseri-seri kemudian mengeluarkan pulpen dan buku ku. Saat pelajaran berlangsung Resky merangkulku. “Selamat yah, ciyee sekarang sahabatku sudah punya pacar. kapan yah aku bisa memiliki nasib sepertimu!”. Ucap Resky dengan nada sedih.” “Ah kamu juga pasti akan dapat pacar kok, siapa sih Cowok yang gak mau sama sahabatku yang cantik ini?”. Resky hanya tersenyum mendengar ucapanku. Kemudian setelah itu kami kembali fokus belajar.
Kringg..kringg..kringg.. pelajaran telah usai. Rencananya sepulang sekolah aku dan Fatur akan jalan berdua. Sebenarnya rencananya aku ingin mengajak Resky namun suasana nya tidak tepat. Hari ini aku dan fatur akan malam mingguan sambil menyaksikan sunset di pantai.
Sore itu, Awan mulai mendung, langit mulai gelap petir mulai menyambar dan langit pun menetas. “Ah sial hujan! Kita berteduh disana dulu yah Din?” Pinta Fatur.  Saat itu kami berteduh di depan supermarket. Hari mulai larut, namun Hujan tak kunjung redah. Akhirnya aku dan Fatur membatalkan rencana kami untuk menikmati sunset. Dan kami pulang kerumah dengan keadaan basah kuyup. Hari demi hari kulewati perasaan ku ke fatur semakin bertambah, aku semakin mencintainya. Hingga aku dibutakan oleh cinta. Akhir-akhir ini aku sering mengerjakan tugas-tugas Fatur, menghabiskan uang jajan ku hanya untuk memenuhi kebutuhannya yaitu sebatang rokok. Tidak hanya itu semenjak aku pacaran dengan Fatur nilai pelajaranku disekolah menurun, aku sering di marahi orang tua karena pulang tidak tepat waktu. Selain itu aku sering berbohong sama orang tuaku, aku bilang ke mereka aku ke sekolah bareng Resky dan jika aku pulang telat berarti aku ada dirumah resky. Tanpa alasan itu mama pasti tidak akan mengizinkan ku keluar tapi karena modal cinta akhirnya aku nekad berbohong.
Siang itu Fatur mengajakku jalan, kebetulan tanggal merah dan aku libur, alasanku sama mama ingin latihan teater dirumah Resky agar aku di izinkan. Dan rencanaku berhasil, mama mengizinkanku.
tililitt..tililitt… Telfon rumahku berbunyi, “Hallo selamat siang? Ada yang bisa saya bantu?” “hallo tante, Dindanya ada?”
“oh dinda, dindanya baru saja pergi kerumah nak Resky
“Apa tan, Dinda mau kesini?”
“iya, kan kalian mau latihan teater”
Mendengar jawaban mama, Resky sungguh terkejut, ia segera mematikan telfon.
Esok paginya di sekolah..
kemarin kamu dari mana?” Tanya Resky dengan raut wajah penuh amarah.
aku gak kemana-mana, emangnya kenapa?” Jawabku.
Mendengar perkataanku bukannya dijawab malah diabaikan. Seketika Resky memalingkan tubuhnya dan beranjak pergi meninggalkanku.
ada apa dengan Resky? Ah mungkin dia lagi PMS kali!” gumamku dalam hati. Baru kali ini aku merasakan Resky tak seperti biasanya. Aku mencoba menghilangkan perasaan negatifku kemudian menghampiri Fatur ke kelasnya.  Kulihat Fatur sedang bermesraan dengan Rara di dalam kelas, aku yang melihatnya saat itu benar benar tak kuasa menahan tangis. Aku berlari kembali menuju kelas dan menghampiri Resky namun Resky sepertinya menghindar dariku. Saat itu hatiku benar-benar kacau. Tak ada seorangpun yang mampu mengobati sakit hati ini kecuali isak tangis dan selembar kertas yang sering kucoret-coreti.
Hari demi hari kulewati aku mulai menghindar dari Fatur meskipun sebenarnya aku masih sangat mencintainya. Melihat perubahanku, Fatur bukannya menghampiriku malah mengabaikanku. Akhirnya aku memutuskan untuk belajar melupakan Fatur sebelum kami benar-benar berpisah. “Seharian menangis ternyata membuatku haus”Gumamku. Aku kemudian beranjak dari tempat duduk ku dan menuju kantin, tak sengaja aku berpapasan dengan Resky “Resky kamu kenapa sih? Kok kamu berubah? Salahku apa?” tanyaku sambil menggenggam tangannya. “Aku kenapa? Kamu yang kenapa? Kenapa kamu harus bohong sama aku? Kita sudah lama sahabatan dan kamu tega bohongi aku setelah kamu kenal dengan laki laki yang baru kamu kenal kemarin! Din kapan kamu buka mata kamu, Fatur itu Cuma manfaatin kamu. Sekarang aku tanya? siang itu kamu kemana sama fatur? Sejak kapan kamu berani bohong! Satu lagi, kamu tau, Fatur itu playboy! aku juga baru tau hari ini, kamu tahu ternyata fatur itu menjadikan kamu selingkuhannya selama sebulan ini, dia itu sama Rara sudah jadian 8 bulan. Sebelumnya saya juga minta maaf kamu jadian sama fatur karena kesalahanku, dulu kamu sempat menulis kata “I LOVE YOU Fatur di secarik kertas. Dan aku tidak sengaja menemukannya dilaci meja kamu, dan saat itu aku diam-diam menjadi mak comblang kamu dengan Fatur. Fatur bisa antar kamu pulang itu karena aku yang nyuruh dan aku gak pernah nyangka kalian secepat itu bisa jadian!” Ucap Resky dengan nada tegas mencoba membuka mata hatiku. Aku yang mendengar ucapan Resky tak mampu berkata apa-apa hanya tangisan yang membasahi pipihku saat ini aku menyesal dibutakan oleh cinta, aku menyesal telah memberikan semuanya kepada Fatur. Semenjak saat itu aku benar benar memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Fatur. Fatur juga biasa saja saat mendengar keputusanku. Hatiku semakin sakit. Cinta pertamaku kuberikan pada orang yang salah. Semenjak putus dari fatur, aku dan Resky kembali akrab. Aku mulai trauma dengan laki-laki. Tak pernah lagi aku berfikir memiliki kekasih. Hari-hari ku kulalui bersama Resky. Hingga suatu hari teman-teman ku berfikiran aku lesbi. Tak ada yang mau mendekati ku kecuali Resky sahabatku yang selalu ada untukku. Kami memang terlalu dekat dan karena mungkin terlalu lamanya menjomblo hingga akhirnya kelakuan kami seperti orang yang berpacaran. Kami berdua sering kekantin bareng, rangkul-rangkulan di dalam kelas, cipika-cipiki bahkan setiap kali Resky jalan dengan temanku yang lain aku cemburu, hatiku juga sakit. Begitupula dengan Resky menurutnya, jika aku dekat dengan orang lain hatinya terasa teriris-iris. Terkadang di dalam kesendirianku aku sering bertanya-tanya dalam hati “Apakah aku mulai mengalami kelainan? Kuharap ini hanya cinta seorang sahabat! Tak lebih”.




~selesai~






 
;